Your Cozy Corner

Imunisasi Lengkap Jadikan Keluarga Tetap Sehat Saat Pandemi

Post a Comment

Tiga tahun yang lalu saat aku baru saja menjadi seorang ibu, aku tidak terlalu aware dengan yang namanya imunisasi. Bukan, bukan menolak imunisasi. Lebih tepatnya aku hanya memberikan imunisasi dasar yang ada di puskesmas dan gratis pada anakku.

Tahu sih bahwa ada imunisasi lainnya yang seharusnya aku berikan. Tetapi, mahal. Belum lagi biaya dokternya. Akhirnya, nanti dulu deh kalau ada uang. Sounds familiar?

Imunisasi Lengkap untuk Anak

Aku berpikir bahwa paling nggak apa-apa kalau nggak imunisasi lengkap. Namun ternyata pikiran seperti itu tidak tepat Bun.

Memang benar imunisasi dasar lah yang wajib diberikan untuk mencegah penyakit berbahaya. Tetapi, masih banyak penyakit yang mungkin menyerang anak-anak kita jika tidak diberikan imunisasi yang lengkap.

Anakku Terkena Penyakit Bronchopneumonia

Pada saat Haya, anak pertamaku, berusia tujuh bulan, ia mengalami demam tinggi. Napasnya sesak dan berbunyi seperti peluit. "Ngik ngik ngik." 

Aku memeriksakannya ke rumah sakit lalu dokter memberikan obat. Dalam waktu tiga hari rupanya Haya tidak kunjung sembuh. Masih demam, sesak napas dan juga batuk. Kemudian aku membawanya kembali ke rumah sakit.

Saat itu dokter menyuruh kami untuk melakukan rontgen pada Haya. Setelah hasilnya keluar, dokter memberi tahu kami bahwa Haya terkena penyakit bronchopneumonia.

Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yaitu infeksi yang mengakibatkan radang paru-paru. Penyebabnya bisa jamur, bakteri atau virus. 

Di Indonesia sendiri memiliki penyakit prevalensi pneumonia mencapai 2%, di Kabupaten Gresik kasus pneumonia pada Balita tahun 2020 mencapai hampir 5.000 kasus atau sekitar 3,85% dari jumlah Balita.

Cegah pneumonia dengan imunisasi PCV

Kemudian dokter bertanya padaku, apakah Haya sudah mendapatkan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine). Tentu saja belum. Sejujurnya ada rasa sedih saat itu. Mungkin jika aku memberikan imunisasi PCV pada Haya, ia tidak harus sakit separah ini. Imunisasi PCV ini berfungsi untuk mencegah penyakit pneumonia, salah satunya bronchopneumonia.

Penyembuhan bronchopneumonia dalam kasus Haya tidak bisa dilakukan dengan rawat jalan. Haya harus dirawat di rumah sakit dan diberikan treatment menggunakan nebulizer setiap enam jam sekali.

Nebulizer untuk Bayi

Nebulizer adalah alat untuk mengubah cairan obat menjadi uap yang dihirup. Treatment menggunakan nebulizer biasanya diperuntukkan bagi penderita saluran pernapasan dan yang mengalami sesak napas.

Menggunakan nebulizer untuk bayi itu sangat tidak mudah. Haya terus menangis saat dilakukan pengobatan menggunakan nebulizer. Tentu rasanya tidak nyaman ya dengan adanya uap obat yang harus dihirup.

Bayangkan, aku harus melihat tangisan bayi mungil sehari empat kali karena nebulizer. Di mataku, Haya jadi makin kurus karena terus menangis. Hanya matanya yang membesar, bengkak dan sembab. Belum lagi, Haya juga tidak mau makan. Stress sekali rasanya waktu itu.

Dalam hati aku bertekad untuk melengkapi imunisasi saat Haya sudah sembuh. Aku sudah bertanya pada dokter apakah boleh memberikan imunisasi PCV dan yang lainnya meski sudah terlewat? Ternyata kita tetap bisa memberikan imunisasi pada anak meskipun terlewat Bun. Imunisasi yang demikian ini diberi nama imunisasi kejar.

Lima hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Haya boleh pulang. Kejadian ini memberiku sebuah pelajaran. Bahwa, untuk anak-anak aku harus mengusahakan yang terbaik terutama perihal kesehatan.

Soal kesehatan, serahkan pada ahlinya Bun yaitu para dokter dan juga tenaga kesehatan. Jangan mudah percaya dengan pesan hoax yang sering tersebar lewat whatsapp. Jangan mudah juga percaya apa kata orang.

Jika Bunda mendapat informasi soal kesehatan dan imunisasi yang dirasa janggal, sebaiknya kroscek pada dokter. Cari tahu pada sumber yang valid. Sebagai contoh, situs kementerian kesehatan.

Sampai sekarang aku masih sering mendengar ibu-ibu yang bilang, "Anakku nggak imunisasi tapi sehat-sehat saja kok."

Wahai ibu, ketahuilah bahwa anak yang tidak mendapatkan imunisasi tetap sehat karena lingkungan sekelilingnya sehat dan sudah imunisasi semua. Meski begitu, sebenarnya anak yang tidak imunisasi tetap rentan terserang penyakit.

Haya terkena bronchopneumonia dan harus dirawat di rumah sakit juga kemungkinannya karena belum mendapatkan vaksin PCV. Seandainya Haya sudah mendapatkan imunisasi PCV, tentu sakitnya Haya tidak akan separah itu.

Sehat Kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi

Setelah Haya sembuh, aku mulai mendaftar imunisasi apa saja yang terlewat. Aku menabung sebagian uang untuk biaya imunisasi Haya. Setelah memberikan imunisasi lengkap, aku jadi lebih tenang. Aku juga gembira sekali saat Haya mendapatkan sertifikat imunisasi dasar lengkap dari puskesmas.

Sertifikat imunisasi dasar lengkap

Berbekal pengalaman sakitnya Haya, saat melahirkan anak keduaku, aku segera memberikan imunisasi lengkap sejak awal. Apalagi anak keduaku, Ihya, lahir di kala pandemi.

Memang belum ada vaksin Covid-19 untuk balita bahkan bayi. Karena itu dokter menyarankan untuk memberikan imunisasi lengkap sebagai perlindungan pertama untuk melewati pandemi.

Kabar gembiranya adalah, sekarang vaksin PCV diberikan gratis oleh Kementerian Kesehatan untuk balita. Yeaaay! 

Vaksin PCV ini merupakan intervensi yang paling ampuh dan menghemat biaya untuk melindungi dan mencengah kematian pada anak-anak akibat pneumonia, yaitu peradangan paru paru yang disebabkan oleh infeksi. Untuk itu, pemerintah berkomitmen penuh untuk menyediakan vaksin PCV untuk menyelamatkan jutaan hidup anak-anak di Indonesia. - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr. Herlin Ferliana menjelaskan bahwa pengenalan imunisasi PCV akan dilaksanakan di 8 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kota Malang.

Aku benar-benar gembira saat tahu bahwa vaksin PCV masuk ke dalam program imunisasi rutin dan gratis. Apalagi program pengenalannya di Jawa Timur termasuk di Kota Malang tempatku tinggal.

Tidak hanya vaksin PCV, pemerintah juga mencanangkan vaksin rotavirus dan HPV untuk dimasukkan ke dalam program imunisasi dasar. Wah, semakin lengkap saja ya. Coba lihat tabel imunisasi terbaru yang dirilis oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia pada tahun 2020 di bawah Bun.

Tabel Imunisasi IDAI terbaru
Tabel Imunisasi IDAI tahun 2020

Kalau pencanangan Kemenkes di atas berhasil, maka vaksin yang tidak termasuk dalam imunisasi dasar tinggal vaksin influenza, varicela, tifoid, dengue, hepatitis-A dan JE saja. Bisa yuk bisa menabung untuk memberikan imunisasi lengkap pada anak-anak agar mereka tetap sehat.

Vaksinasi pada Dewasa

Bagaimana dengan orang dewasa seperti kita? Apakah kita juga perlu melakukan vaksin? Tentu saja.

Saat ini, vaksin Covid-19 menjadi hal yang sangat urgent. Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, sudah 95% yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis 1. Sedangkan masyarakat yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis 2 baru 78%. Sementara itu, vaksin booster Covid-19 baru terserap oleh masyarakat sebanyak 14%.

Data Vaksin Covid-19 per 17 April 2022 dari Kemenkes
Data Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan

Kalau Bunda belum mendapatkan vaksin Covid-19, segera daftarkan diri Bunda ke layanan kesehatan terdekat ya. Aku dan suamiku juga sudah mendapatkan dua kali vaksin Covid-19 dan satu kali booster. 

Alhamdulillah, vaksin Covid-19 dapat melindungi kami sekeluarga. Tentunya dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan juga makan makanan bergizi.

Selain vaksin Covid-19, aku dan suami juga berencana ke dokter untuk mendapatkan vaksin influenza. Biar nggak gampang terserang flu Bun. Kalau flu kan gampang banget menular terutama pada anak-anak.

Kasihan sekali kalau melihat anak-anak terserang flu. Makan jadi susah, berat badan juga jadi berkurang. Vaksin influenza ini setahun cuma sekali aja kok Bun. Masa anak-anak divaksin tetapi kitanya tidak.

Yuk Bunda, bersama-sama kita "Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap".


Referensi:
https://www.kemkes.go.id/article/view/21062300001/vaksinasi-pcv-masuk-program-imunisasi-rutin-jatim-dan-jabar-jadi-lokasi-pertama-pencanangan.html
https://www.alodokter.com/mengenal-bronkopneumonia-dan-penyebab-yang-mendasarinya
https://www.alodokter.com/nebulizer-mengenal-fungsi-dan-cara-pakainya

Related Posts

Post a Comment