Tidak terasa sekarang sudah tahun 2025. Seperti biasanya, bulan kemarin aku dan suami melakukan refleksi akhir tahun dan membuat daftar hal-hal yang ingin kami perbaiki dan lakukan di tahun 2025. Salah satunya adalah ngeblog.
Kemarin aku menulis bahwa di tahun 2025 ini aku akan ngeblog satu minggu sekali. Nyatanya, sekarang sudah tanggal 8 Januari dan aku belum menerbitkan satu artikel pun di blog ini. Minggu pertama sudah terlewat, huft. Tapi tidak apa, aku akan berusaha merapelnya di minggu kedua ini.
So, mau ngobrolin apa nih kita di postingan perdana ini?
Hmm, tentang hidup? Maksudku, updating kehidupanku hehe, yang artinya aku akan ngomong banyak mengenai kejadian besar di tahun 2024 kemarin.
*tarik nafas dulu*
Renovasi Rumah
Gagasan merenovasi rumah sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu, khususnya setelah Ihya lahir. Dengan lahirnya Ihya, maka kami butuh menambah kamar lagi agar Haya dan Ihya bisa tidur di kamar yang terpisah (selama ini mereka masih tidur dalam satu kamar tetapi beda kasur).
Namun, kami merasa uang yang kami punya belum cukup. Belum ada malah, hehe. Ya ada sih uang, tapi itu udah masuk di pos dana darurat, dana pendidikan dan dana pensiun. Akhirnya kami memutuskan nanti ajalah renov rumahnya. Kalau Ihya sudah umur 7 dan Haya umur 9 aja menjelang baligh.
Tapi terus selama satu tahun ini, sejak Haya Ihya tidur satu kamar dan pisah kamar dari kami orang tuanya, beberapa masalah jadi sering muncul.
Yang pertama, mereka rebutan pengen tidur di sisi tembok yang mana. Ini sudah bisa kami handle sih dengan menyepakati bahwa posisi kasur mereka akan gantian seiring digantinya sprei mereka. Tapi tetap rebutan posisi kasur ini selalu muncul once in a while.
Yang kedua, karena kamar mereka kecil, dengan adanya dua kasur, kamar jadi tidak bisa ditutup. Bagi kami ini tidak ideal karena kasur menghalangi pintu masuk sehingga sirkulasi terganggu. Selain itu, kami ingin membiasakan mereka tidur di kamar tertutup.
Yang ketiga, perkara ganti baju. Haya Ihya belum bisa ganti baju di kamar mandi sehingga harus ganti baju di kamar mereka. Sementara itu, pintu kamar nggak bisa ditutup. Terus, kalau pas Haya mau ganti baju di kamar dan ada Ihya, jadinya Ihya harus keluar kamar dulu dan sebaliknya. Iya kalau pas anak-anak kooperatif. Kalau pas pada nggak mood ya jadi drama dulu.
Akhirnya pertengahan tahun kemarin nggak tau karena apa, mengkin petunjuk dari Allah, terucaplah dari mulut ini, "Mas, kalau renov rumah kira-kira habis berapa ya?"
Suamiku lalu menjawab, "Ya nggak bisa dikira-kira. Harus digambar dan dihitung dulu."
"Yaudah ayok digambar."
Lalu kami menggambar detik itu juga dan menghubungi teman suami (kontraktor) untuk membantu menghitungkannya.
Sekitar satu bulan kami berkutat dengan gambar dan RAB, alhamdulillah deal juga niat renovasi rumah. Jadi kami membangun satu kamar dan laundry area di atas carport. Kamar itu sekarang jadi kamarku dan suami.
Pakai dana apa? Dana darurat HAHAHA.
Mohon maafkan kami wahai para financial planner, tetapi bagi kami merenov rumah menambah kamar ini darurat. Kalau Haya Ihya masih di satu kamar maka permasalahan di atas nggak kunjung ada solusinya.
Bismillah, dengan nama Allah kami mulai renov di awal September dan kami pindah mengontrak ke perumahan sebelah. Alhamdulillah kami akhirnya dapat juga rumah yang bisa dikontrak selama empat bulan doang.
Tahun Baru, Rumah Baru
Pas awal ngobrol sama kontraktor, target selesai renov adalah 3 bulan. Namun seiring berjalannya waktu kami nambah perbaikan ini itu sehingga ketika waktu mengontrak kami habis, renovasi rumah kami belum juga selesai.
Tanggal 31 Desember kami memaksa pindahan karena memang kontrakan udah habis masanya. Alhamdulillah, meskipun belum selesai renovnya tetapi rumah sudah bisa ditempati. Meskipun konsekuensinya setiap hari berdebu karena ya memang masih under construction huhu :((
Tolong, kami nggak mau nambah bulan kontrakan lagi :(
Poin plusnya saat kami pindah padahal rumah belum jadi adalah, kami jadi tau celah-celah renov yang belum sesuai. Misalnya, ada kusen yang miring, ada bagian yang belum dicat, peletakan bolongan untuk tiang bendera yang nggak sesuai, kabel wifi yang ditanam dll, semua bisa kami minta perbaiki kembali.
Efek baik lainnya adalah, sejak rumah kami tempati, aku merasa progress renov rumahnya semakin cepat. Kemarin sempat ngambeg dikit ke kontraktor karena kesal udah dibilangin mau pindahan tapi rumah masih berantakan banget.
So, here we are. Alhamdulillah, tahun baru, rumah baru. Yeaaayy!
Doakan rumah kami segera selesai yaa renovnya. Udah gemes ini mau bersih-bersih total dan menata ruangan :))
P.S. Sebenernya masih banyak yang mau diomongin, cuma ini keburu mau rapat. See you again yaa, very soon insyaa Allah :*
Mbakk aku nanti mau colek2 ya.. kami berencana mau melakukan perbaikan juga. Tampaknya kita mirip ya.. anakku ini posisinya jarak hanya 3 tahun. Dan mereka masih tidur di kamar yg sama. Btw hire profesional ya mbak buat design dan bikin RAB
ReplyDeleteSiaapp mbak Hamim. Kami design sendiri mbak, yg ngedraft suami krn qodarullah suami dosen arsitektur. Kl ngitung RABnya minta bantuan temen arsitek sekaligus kontraktornya. Semoga Allah mudahkan yaa mbak ❤️
DeleteSiaapp mbak Hamim. Kami design sendiri mbak, yg ngedraft suami krn qodarullah suami dosen arsitektur. Kl ngitung RABnya minta bantuan temen arsitek sekaligus kontraktornya. Semoga Allah mudahkan yaa mbak ❤️
ReplyDelete