Haaaiii!!! Sesuai janji, I'm back very soon kaan, hehe. Mumpung lagi nganggur, eh, maksudnya mumpung agak luang waktunya.
Yes, bulan Januari gini mahasiswa lagi libur, jadi aku ngajarnya juga libur sehingga lumayan banyak waktu luang. Tapi yang namanya aku, luang dikit udah bingung aja mau ngapain lagi, padahal kerjaan administratif kantor juga banyak. Sampai-sampai, kemarin aku sempat mau ikut course ini itu dan ngelamar kerja lagi untuk sampingan. Niatnya menambah penghasilan, tapi nggak jadi. Kenapa?
Begini ceritanya.
Hidup Emang Butuh Uang Sih, Tapi...
Bentar, mikir dulu. Mulai dari mana ya, ngomongnya, hmm.
Melihat anak-anak yang sedang bertumbuh, lalu melihat penghasilanku dengan suami digabung, aku jadi bertanya-tanya,
"Cukup nggak ya dengan penghasilan segini untuk hidup nyaman, nyekolahin anak-anak ke tempat yang menurut kami terbaik dan juga menabung untuk masa depan serta hal-hal yang kami impikan?"
Setelah melakukan penghitungan, aku rasa-rasa kok kurang ya hehe. Padahal sebelumnya pas aku resign, uang yang masuk setiap bulan separonya tapi ya kami tetap hidup nyaman tuh ^^". Dasar manusia.
Apalagi sekarang kok rasanya banyak nganggurnya ketika mahasiswa libur. Apa ya yang bisa aku lakukan untuk menambah penghasilan? Skill apa ya yang bisa aku pelajari biar lebih mudah menambah penghasilan?
Gituuuu aja terus yang ada di dalam pikiranku selama Desember kemarin.
Kemudian, aku belilah beberapa e-book tentang suatu hal yang ingin aku pelajari. Selain itu, aku sempat mengikuti tes untuk jadi guru online di sebuah lembaga kursus. Kalau aku lanjutkan tahapan tesnya, sepertinya bakal lolos. Tapi aku memutuskan berhenti setelah ngobrol sama suami.
Aku: Mas, ini aku lanjutin nggak ya enaknya?
Doi: Dipi (panggilan suami kepadaku) yakin? Ini aja waktu kita udah sedikit banget lho untuk membersamai anak-anak.
*PLAAKKK*
Kerasa digampar nih aku dengan omongan suami yang padahal nadanya sangat lembut dan biasa-biasa aja. Huft, ibarat komputer, otakku seperti disetel ulang.
Iya ya. Kemudian aku menghitung-hitung, setiap Senin-Jumat, berapa sih waktu yang aku habiskan dengan anak-anak? Dari bangun tidur sampai berangkat kerja, dan dari pulang kerja sampai tidur, memang sedikit sekali waktu kami bersama anak-anak. Waktu efektif ya yang aku maksud. Waktu untuk ngobrol dan beraktivitas yang bener-bener sama anak gitu lah intinya.
Aku jadi merasa bersalah pada anak-anak karena memilih bekerja di saat mereka masih kecil. Apalagi sebenarnya tempatnya wanita itu di rumah T_T
Ya Allah Ya Rabb, tolong ampuni hamba.
Aku: Iya ya Mas. Yaudah nggak jadi deh, nggak aku terusin. Lagian, bekerjanya wanita kan bukan untuk mencari nafkah.
Doi: Betul. Aku aja yang mencari nafkah. Dipi kerja uangnya untuk Dipi senang-senang aja.
Aku: Tapi kan kita butuh ini, butuh itu, pengen ini, pengen itu...
Doi: Insyaa Allah nanti ada jalannya. Apalagi soal anak-anak, makin besar makin banyak kebutuhan nanti pasti ada rizkinya sendiri untuk mereka.
Lalu aku kembali memikirkan formasi rizki yang sudah banyak dishare dimana-mana, yaitu
- Suami kerja istri kerja, rizki 100%
- Suami kerja istri nggak kerja, rizki tetap 100%
Kalau aku memutuskan menambah penghasilan, maka ya rizki tetap 100% tetapi melalui aku. Dan aku nggak mau deh, biar melalui suamiku aja nanti tambahan penghasilannya. Sehingga, aku punya lebih banyak waktu untuk mendidik anak dan mengatur rumah tangga.
Sebenarnya pola pikir di atas seharusnya cukup untuk aku resign dan tidak bekerja. Udah aku terapkan juga sih di tahun 2022 saat aku resign dari pekerjaan sebelumnya. Tetapi ya namanya manusia, ada aja cobaannya sehingga sekarang aku memutuskan bekerja kembali dan belum berani untuk resign lagi.
Alhamdulillahnya...
Memang Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tau aja kalau hambanya ini lagi galau. Tiap malam mau tidur, beberapa menit scrolling TikTok, dikasihlah aku video-video Gus Baha sama Allah. Kalian yang juga sering nonton video Gus Baha pasti tau kan ya kalau hidup jadi sesimpel itu dan rasanya surga jadi sedekat itu setelah mendengarkan kajian beliau.
Gimana ya jelasinnya. Intinya, setiap mendengar kajian Gus Baha, aku jadi nggak risau lagi soal rizki, nggak khawatir akan masa depan dan udah pengennya fokus ibadah, mendidik anak, mencari ilmu agama dan menikmati hidup aja dengan cara yang sederhana.
Pinter mana, orang yang bahagianya harus menggapai berbagai hal atau orang yang bahagianya cukup dengan minum kopi? ~ Gus Baha
Dari situlah akhirnya aku dan suami mulai menata dan mendudukkan lagi perkara hidup ini. Masih ingat kan tentang Tiga Pertanyaan Besar Dalam Hidup? Pas banget tadi pagi habis nemu quotes tentang hidup ini.
Dunya is not a place where we belong.
Yess, dunia ini bukanlah tempat tinggal kita yang sesungguhnya, melainkan tempat singgah dan mencari bekal untuk akhirat. Lalu, kenapa kita terlalu sibuk melakukan ini itu hanya untuk dunia?
Dari Situlah..
Akhirnya aku memilah dan memilih kegiatan apa saja yang akan menjadi fokus utamaku di tahun 2025 yang walaupun kelihatannya duniawi namun sebenarnya tidak semata-mata untuk dunia.
Yang pertama tentu saja bekerja. I will stop here about this ya, karena penjelasanku soal bekerja di atas udah cukup untuk saat ini.
Yang kedua, sejak pertengahan tahun kemarin aku mulai sedikit-sedikit memperbaiki ilmu agamaku. Aku ikut HSI, terus ikut kelas Bahasa Arab, lalu yang paling baru ini sedang ikut kelas ziyadah (menambah hafalan Qur'an). Semoga Allah jauhkan hati ini dari riya'. Menuliskan ini bukan untuk pamer insyaa Allah. Lagian, kayaknya jarang juga ada yang baca blogku, HAHAHA. Please kalau kalian mampir ke sini komen dong. Biar aku makin semangat nulis.
Yang ketiga, aku lagi ikut les bahasa Inggris. Sampai sekarang jujur saja aku belum percaya diri untuk speaking karena bahasa Inggrisku pas-pasan banget. Makanya nyari tempat les bahasa Inggris yang fokus ke speaking. Dan alhamdulillahnya lagi, tempat lesku ini, kontennya adalah tentang Islam. Allahumma baarik, belajar bahasa Inggris sekaligus belajar Islam, apa sungguh tidak menarik?
Selain itu, tujuan les bahasa Inggris biar aku bisa ngomong di rumah dan bisa membiasakan anak-anak untuk speaking juga. Kemarin-kemarin sempat ngelesin anak-anak Bahasa Inggris, namun tentu saja tidak efektif jika tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Tapi apakah setelah aku les jadi speaking English all the time at home with my children and husband? Ternyata juga tidak, HAHAHA. Tapi nggak apa-apalah intinya aku mulai aja dulu meskipun nggak konsisten. Doain ya, biar konsisten.
Btw, kalau kalian mau berpartner bersamaku dalam speaking English via chat WA, aku dengan senang hati merespon lhooo.
Kemudian, last but not least, udah setahun ini aku ikut kelas parenting. Awalnya ikut kelas Bu Sarra, tetapi karena terkendala budget akhirnya keluar setelah tiga atau empat bulan. Alhamdulillah Allah kasih jalan untuk berguru ke muridnya Bu Sarra yaitu Bu Sari. Insyaa Allah ilmunya sama tetapi dengan biaya yang lebih bisa aku jangkau.
Kapan-kapan deh aku ceritain yaa tentang kelas parenting ini. Komen dulu kalau kalian mau diceritain perubahan apa saja yang sudah aku lakukan dan peroleh setelah mengikuti kelas ini. Kalau nggak komen, aku nggak cerita ah *ngancem wkwk*.
Oya,
Ada lagi nih kebiasaan kecil yang sudah lama terbengkalai tetapi aku hidupkan lagi di 2025. Yang pertama adalah jalan kaki 30 menit setiap hari dan juga baca buku at least one chapter a day. Alhamdulillah masih konsisten hingga saat ini.
Selain itu juga mau rutinin ngeblog lagi, one post a week. Utang minggu kemarin udah kan. Yang minggu ini ya tulisan ini. Alhamdulillah.
Well then, kayaknya aku udah nulis cukup panjang. Kalau mau nanya-nanya langsung komen aja yaa! See you!
Post a Comment
Post a Comment